Indonesia Dapat Kucuran Utang Baru Senilai US$ 300 Juta
Indonesia Dapat Kucuran Utang Baru Senilai US$ 300 Juta
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Indonesia pulang mendapat kucuran utang dari Bank Dunia senilia US$ 300 Juta. Utang ini dianggarkan untuk reformasi untuk mengurangi ongkos sekaligus menambah keandalan logistik maritim.
"Logistik maritim yang tepat guna penting untuk pertumbuhan yang lebih tinggi di sektor manufaktur, pertanian, dan jasa," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia dan Timor-Leste Rodrigo A. Chaves dalam pernyataannya tentang pinjaman ini di Jakarta, Sabtu (30/6/2018).
Chaves menambahkan sistem logistik yang lebih baik akan menambah daya saing serta menolong mengurangi tingkat kemiskinan sebab dapat menurunkan harga barang dan jasa di wilayah pelosok, khususnya di area timur Indonesia.
Pinjaman ini adalahbagian dari Second Indonesia Logistics Reform Development Policy Loan (DPL) yang diciptakan menurut reformasi melewati Logistics DPL kesatu. Program ini diamini pada November 2016 untuk menanggulangi hambatan dalam pergerakan barang di dalam dan terbit perbatasan Indonesia.
Saat ini, pengoperasian pelabuhan yang tidak efisien, pasar layanan logistik yang tidak kompetitif serta prosedur perniagaan yang panjang sudah menghambat daya saing Indonesia.
Di samping itu, pelabuhan pun sering dirasakan menjadi titik penghambat dalam rantai logistik Indonesia sebab infrastruktur yang terbatas, regulasi yang minim, dan produktivitas yang rendah.
Hambatan itu berkontribusi pada ongkos logistik lebih tinggi untuk sektor manufaktur Indonesia dibanding Thailand dan Vietnam. Hambatan serupa ikut berperan dalam lebih rendahnya kinerja logistik Indonesia dibanding negara-negara di kawasan, laksana yang terukur dalam World Banks Logistics Performance Index.
Ekonom senior Bank Dunia Massimiliano Cali menambahkan proyek ini dapat membantu Indonesia, negara kepulauan terbesar dengan 17.000 pulau yang mempunyai rantai logistik yang panjang dan terfragmentasi.
"Proyek ini akan menolong mengatasi sejumlah hambatan utama di sekian banyak titik rantai persediaan," kata Cali.
Fokus utama proyek ini ialah memperkuat tata kelola dan operasional pelabuhan, menumbuhkan lingkungan usaha yang kompetetif untuk penyedia layanan logistik serta menciptakan proses perniagaan menjadi lebih tepat guna dan transparan.
Sebelumnya Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia telah mengamini pinjaman baru sebesar 150 juta dolar Amerika Serikat untuk Indonesia.
Utang itu akan dipakai untuk menyokong perawatan kesehatan primer untuk semua penduduk Indonesia melewati tata kelola, akuntabilitas, dan pelayanan di sektor kesehatan yang lebih baik. (plt/ant)
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Indonesia pulang mendapat kucuran utang dari Bank Dunia senilia US$ 300 Juta. Utang ini dianggarkan untuk reformasi untuk mengurangi ongkos sekaligus menambah keandalan logistik maritim.
"Logistik maritim yang tepat guna penting untuk pertumbuhan yang lebih tinggi di sektor manufaktur, pertanian, dan jasa," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia dan Timor-Leste Rodrigo A. Chaves dalam pernyataannya tentang pinjaman ini di Jakarta, Sabtu (30/6/2018).
Chaves menambahkan sistem logistik yang lebih baik akan menambah daya saing serta menolong mengurangi tingkat kemiskinan sebab dapat menurunkan harga barang dan jasa di wilayah pelosok, khususnya di area timur Indonesia.
Pinjaman ini adalahbagian dari Second Indonesia Logistics Reform Development Policy Loan (DPL) yang diciptakan menurut reformasi melewati Logistics DPL kesatu. Program ini diamini pada November 2016 untuk menanggulangi hambatan dalam pergerakan barang di dalam dan terbit perbatasan Indonesia.
Saat ini, pengoperasian pelabuhan yang tidak efisien, pasar layanan logistik yang tidak kompetitif serta prosedur perniagaan yang panjang sudah menghambat daya saing Indonesia.
Di samping itu, pelabuhan pun sering dirasakan menjadi titik penghambat dalam rantai logistik Indonesia sebab infrastruktur yang terbatas, regulasi yang minim, dan produktivitas yang rendah.
Hambatan itu berkontribusi pada ongkos logistik lebih tinggi untuk sektor manufaktur Indonesia dibanding Thailand dan Vietnam. Hambatan serupa ikut berperan dalam lebih rendahnya kinerja logistik Indonesia dibanding negara-negara di kawasan, laksana yang terukur dalam World Banks Logistics Performance Index.
Ekonom senior Bank Dunia Massimiliano Cali menambahkan proyek ini dapat membantu Indonesia, negara kepulauan terbesar dengan 17.000 pulau yang mempunyai rantai logistik yang panjang dan terfragmentasi.
"Proyek ini akan menolong mengatasi sejumlah hambatan utama di sekian banyak titik rantai persediaan," kata Cali.
Fokus utama proyek ini ialah memperkuat tata kelola dan operasional pelabuhan, menumbuhkan lingkungan usaha yang kompetetif untuk penyedia layanan logistik serta menciptakan proses perniagaan menjadi lebih tepat guna dan transparan.
Sebelumnya Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia telah mengamini pinjaman baru sebesar 150 juta dolar Amerika Serikat untuk Indonesia.
Utang itu akan dipakai untuk menyokong perawatan kesehatan primer untuk semua penduduk Indonesia melewati tata kelola, akuntabilitas, dan pelayanan di sektor kesehatan yang lebih baik. (plt/ant)
Comments
Post a Comment