Mengapa Cinta Pertama Sering Kali Bertepuk Sebelah Tangan?

Mengapa Cinta Pertama Sering Kali Bertepuk Sebelah Tangan?

 Kita tak bakal lupa dengan cinta pertama, mereka bilang. Mungkin iya, bisa jadi tidak. Dengan akhir yang tak selalu bahagia, kita mungkin hendak mengenyahkan memori kurang baik yang kadang masih merayap ke dalam pikiran.


Ilustrasi relationship

Tak semua orang beruntung cinta pertamanya disambut dengan tangan terbuka. Beberapa di antaranya, mungkin juga Anda, merasakan tragedi bertepuk sebelah tangan di pengalaman pertama ini.

Perasaan tersebut mungkin menyakitkan, bahkan dapat meninggalkan trauma. Namun, seluruh itu dapat jadi salah satu hal yang menyusun diri kita sekarang. Jadi, mengapa sih cinta pertama tidak jarang kali bertepuk sebelah tangan?

Dulu Anda barangkali masih terlampau polos dan naif mengetahui cinta. kita berpikir, selama menyukai seseorang dengan setulus hati, orang itu akan berlaku serupa. Tapi, kenyataannya, tak semua cinta berbalas.

Tak semua perasaan bertemu respons serupa dari pihak  sana. Kepolosan ini menciptakan Anda jadi terlampau terburu-buru mengatakan cinta. Padahal, si dia belum memberi firasat mempunyai perasaan yang sama.

Gelisah berlebihan

Ada perasaan gelisah yang terus mengganggu benak jadi alasan berikutnya. Pertama kali jatuh cinta, sikap dan perilaku kita jadi susah dikendalikan, terlebih andai dia tengah berada di depan mata. Sifat ini barangkali jadi petaka.

Dengan kita menghindar atau mengerjakan hal bodoh, si cinta pertama bisa jadi tak tertarik, lagipula sampai memerhatikan. Jadinya, ya Anda hanya sibuk sendiri dengan rasa gelisah di dalam hati tanpa upaya mengatasinya.


Anda dulu masih susah membedakan mana cinta dan mana yang hanya perasaan tertarik. Bahkan, Anda barangkali sempat memandang kekaguman sebagai rasa cinta. Akhirnya, kita berlebihan menginginkan balasan cintanya.


Apakah dia dulu sosok yang populer di sekolah? Atau barangkali model murid teladan? Cinta pertama seringkali ialah seseorang yang begitu populer. Dia disukai tidak sedikit orang. Banyak yang ingin dekat dan merebut hatinya, sampai-sampai Anda jadi tak punya ruang untuk dapat dekat dengannya.

Minder

Anda saat itu masih cupu untuk urusan cinta. Sehingga belum punya rasa percaya diri untuk sekadar menyapanya. Tak ada usaha ini membuat Anda barangkali tak diperhatikan si dia. Pada akhirnya, perasaan yang ada juga Anda pendam sendiri, atau hanya main mata dengan teman ketika dia lewat.

Comments

Popular posts from this blog

Filosofi Jadah dan Jenang Di Acara Pernikahan Jawa

Kenapa Sisi Kiri Wajah Lebih Bagus bikin Selfie?