Inilah 6 Fenomena Yang Sudah Di Jelaskan Dalam Al Qur'an

Inilah 6 Fenomena Yang Sudah Di Jelaskan Dalam Al Qur'an

 Bahwasanya, segala sesuatu apapun yang terjadi di muka bumi ini telah tercatat dan diterangkan di dalam buku Al Qur’an. Hingga tidak sedikit peneliti atau ilmuwan barat yang lantas masuk Islam sebab telah meneliti gejala alam yang hasilnya sama sekali tidak berlawanan dengan isi Al-Qur’an. Bukankah kenyataan ini seharusnya dapat semakin menguatkan keimanan umat muslim. Maka, tidak boleh pernah berhenti mengkaji, belajar, dan bertafakur supaya semakin luas teknik pandang kita, dan semakin kokoh bangunan iman kita.





Fenomena alam apa sajakah yang sama serupa ada dalam keterangan Al Qur’an simak pembahasan berikut ini.

 1. Sungai bawah laut

 Sungai di bawah laut ini terletak di wilayah Cenote Angelita, Mexico. Sungai ini pertama kali ditemukan oleh Mr.Jacques Yves Costeau. Seperti apa yang telah di sampaikan dalam surat Al Furqan (Al-Furqaan: 53) yang artinya: “Dan Dialah yang tidak mempedulikan dua air laut mengalir (berdampingan) yang ini tawar lagi segar dan yang beda asin lagi pahit dan dia jadikan antara dua-duanya dinding dan batas yang menghalangi” . Di dalam ayat itu sudah lumayan jelas dipaparkan bahwa bahwasannya air tawar dan air asin bisa terpisah sebab kehendak Allah SWT.

 2. Air laut yang tidak campur

 Dua lautan yang tidak bercampur ini terletak di Selat Gibraltar, selat yang mengasingkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negera Maroko dan Spanyol. Sebagaimana yang telah di sampaikan dalam Al Qur’an surat Ar-Rahman ayat 19 dan 20, yang artinya: “Dia tidak mempedulikan dua lautan mengalir yang dua-duanya kemudian bertemu. Antara dua-duanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing”.

 3. Gunung

 Gunung tidak melulu memperindah pemandangan. Seperti yang telah dikaji dari ilmu geologi, gunung bermanfaat sebagai penyeimbang bumi dari goncangan. Al-Qur’an sudah menjelaskan faedah gunung dalam sejumlah ayat di antaranya dalam surat Al Anbiyaa ayat 21 dan surat An Naba’ ayat 6-7. Gunung diibaratkan suatu paku yang menjadikan lembaran kayu tetap saling menyatu. “Dan sudah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar bumi tersebut tidak goncang bareng mereka, dan sudah Kami jadikan pula di bumi tersebut jalan-jalan yang luas, supaya mereka mendapat petunjuk” (QS Al Anbiya: 31). “Bukankah Kami sudah menjadikan bumi tersebut sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasaknya” (QS An Naba’: ayat 6-7).

 4. Dasar laut yang gelap

Kondisi dasar laut yang gelap baru dapat diketahui sesudah adanya penemuan berupa teknologi modern yang dapat melihat ke kedalaman. Namun Al-Qur’an sudah menjelaskan suasana dasar lautan sejak ribuan tahun kemudian sebelum teknologi tersebut ditemukan. Namun Al-Qur’an sudah menyatakan mengenai kenyataan ilmiah ini. “Atau laksana gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak pula, di atasnya lagi awan gelap gulita yang tindih-bertindih, bilamana dia menerbitkan tangannya, tiadalah dia bisa melihatnya, dan barang siapa yang tiada diberi cahaya tuntunan oleh Allah maka tiadalah dia memiliki cahaya tidak banyak pun” (QS An Nuur: 40).

 5. Garis peredaran tata surya

Matahari, planet, satelit dan benda langit lainnya bergerak dalam garis edarnya masing-masing. Al-Qur’an surat Al Anbiya ayat 33 dan surat Yaasin ayat 38 menyatakan mengenai kenyataan ilmiah itu dan terbuktilah kebenaranya. Banyak ayat dalam Alquran yang menyatakan tentang alam semesta dan tata surya. Beberapa di antaranya yaitu, “Dan Dialah yang telah membuat malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya tersebut beredar di dalam garis edarnya” (QS Al Anbiya:33). “Dan matahari berlangsung ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (QS Yaa Siin: 38). “Tidaklah mungkin untuk matahari menemukan bulan dan malampun tidak dapat melampaui siang. Dan setiap beredar pada garis edarnya” (QS Yaa Siin: 40).

 6. Siklus air

 Penelitian modern menyatakan bahwa sebelum hujan terbentuk, terdapat sejumlah tahap hingga terciptanya air, yaitu: Uap naik ke udara, lantas terbentuklah awan. Jika awan telah semakin menebal yang dengan kata lain kapasitas air telah semakin banyak, maka turunlah hujan yang sekarang dapat kita lihat dan rasakan. Hal ini paling sesuai dengan firman Allah Swt: “Allah, Dialah yang mengirim angin, kemudian angin tersebut menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di awang menurut keterangan dari yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu anda lihat hujan terbit dari celah-celahnya, maka bilamana hujan tersebut turun tentang hamba-hamba yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira” (QS. Ar-Rum ayat 48).

Sebagai orang muslim anda wajib meyakini apa yang telah di sampaikan di dalam buku Al Qur'an, dan semoga senantiasa dalam kebajikan, Aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

Filosofi Jadah dan Jenang Di Acara Pernikahan Jawa

Kenapa Sisi Kiri Wajah Lebih Bagus bikin Selfie?