Mayat Komedian Terkenal Dicuri
Mayat Komedian Terkenal Dicuri
Charles Spencer Chaplin atau lebih dikenal dengan nama Charlie Chaplin adalah komedian yang akrab dengan film bisunya. Saat Chaplin memerankan sejumlah film komedi memang belum ada teknologi yang dapat mensinkronisasi gamber bergerak dengan suara sampai-sampai film di jaman itu hanya menampilkan gambar bergerak.
Namun tahukah kamu, kehidupan Chaplin tidak semanis karirnya. Ibunya adalah tukang selingkuh, ayahnya pergi meninggalkannya saat ia masih kecil dan Chaplin pernah diusir dari Amerika Serikat sebab dituduh sebagai simpatisan komunis bahkan mayatnya pernah dicuri.
Dikutip dari history.com, dua bulan setelah Chaplin dimakamkan di Jenewa, Swiss, mayatnya diberitakan telah dicuri orang. Setelah mencari 200 kios telepon dan investigasi mendalam , polisi Swiss menciduk dua pelaku yaitu Roman Wardas asal Polandia, dan Gantscho Ganev, dari Bulgaria. Mereka adalah imigran pencari suaka politik dari Eropa Timur yang tidak memiliki pekerjaan.
Mereka membongkarnya, lantas membawa mayatnya kemudian menguburnya di ladang jagung. Dari sana mereka menelpon isteri keempat Chaplin, Oona O'Neill guna meminta tebusan 600.000 dolar AS bila menginginkan mayatnya pulang ke makam semula.
Setelah diciduk, Wardas dan Ganev mengakui perbuatannya. Kepada polisi, kedua pelaku yang adalah pencari suaka politik dari Eropa Timur, menyatakan bahwa mereka nekat menculik mayat Chaplin dengan cara meminta duit tebusan untuk menuntaskan masalah finansial mereka.
Wardas, yang adalah dalang pencopetan mayat, dijatuhi kewajiban empat setengah tahun kerja paksa. Pelaku lain Ganev hanya diberi hukuman percobaan 18 bulan, Sebab ia hanya membantu menemani Wardas. Wardas menceritakan, dia terinspirasi dari kejahatan serupa saat menyimak berita kriminal di surat kabar Italia.
Usai mayatnya dicuri, pihak keluarga menyimpulkan mayatnya dimakamkan kembali di kuburan yang sama tetapi kali ini dibuatkan tembok beton untuk menangkal terjadinya upaya pencurian kembali.
Charles Spencer Chaplin atau lebih dikenal dengan nama Charlie Chaplin adalah komedian yang akrab dengan film bisunya. Saat Chaplin memerankan sejumlah film komedi memang belum ada teknologi yang dapat mensinkronisasi gamber bergerak dengan suara sampai-sampai film di jaman itu hanya menampilkan gambar bergerak.
Namun tahukah kamu, kehidupan Chaplin tidak semanis karirnya. Ibunya adalah tukang selingkuh, ayahnya pergi meninggalkannya saat ia masih kecil dan Chaplin pernah diusir dari Amerika Serikat sebab dituduh sebagai simpatisan komunis bahkan mayatnya pernah dicuri.
Dikutip dari history.com, dua bulan setelah Chaplin dimakamkan di Jenewa, Swiss, mayatnya diberitakan telah dicuri orang. Setelah mencari 200 kios telepon dan investigasi mendalam , polisi Swiss menciduk dua pelaku yaitu Roman Wardas asal Polandia, dan Gantscho Ganev, dari Bulgaria. Mereka adalah imigran pencari suaka politik dari Eropa Timur yang tidak memiliki pekerjaan.
Mereka membongkarnya, lantas membawa mayatnya kemudian menguburnya di ladang jagung. Dari sana mereka menelpon isteri keempat Chaplin, Oona O'Neill guna meminta tebusan 600.000 dolar AS bila menginginkan mayatnya pulang ke makam semula.
Setelah diciduk, Wardas dan Ganev mengakui perbuatannya. Kepada polisi, kedua pelaku yang adalah pencari suaka politik dari Eropa Timur, menyatakan bahwa mereka nekat menculik mayat Chaplin dengan cara meminta duit tebusan untuk menuntaskan masalah finansial mereka.
Wardas, yang adalah dalang pencopetan mayat, dijatuhi kewajiban empat setengah tahun kerja paksa. Pelaku lain Ganev hanya diberi hukuman percobaan 18 bulan, Sebab ia hanya membantu menemani Wardas. Wardas menceritakan, dia terinspirasi dari kejahatan serupa saat menyimak berita kriminal di surat kabar Italia.
Usai mayatnya dicuri, pihak keluarga menyimpulkan mayatnya dimakamkan kembali di kuburan yang sama tetapi kali ini dibuatkan tembok beton untuk menangkal terjadinya upaya pencurian kembali.
Comments
Post a Comment