Inilah Kampung Paling Angker Di Pulau Jawa
Inilah Kampung Paling Angker Di Pulau Jawa
Di sejumlah wilayah di Indonesia, ada sejumlah tempat yang konon angker. Bahkan tidak sedikit perkampungan yang terkenal angker. Daerah-daerah atau kampung-kampung seram itu rata-rata warga atau penduduk daerah atau kampung tersebut masih kental dengan ajaran leluhur.Dan di mana penduduk kampung tersebut masih kental dengan ajaran-ajaran leluhur, di situ bau mereka paling kental pula kepercayaannya terhadap makhluk-makhluk ghaib. Di sekitar perkampungan tersebut banyak dikelilingi Tempat-Tempat Yang Dirasakan keramat.Tempat keramat ATAU seram artinya dipercayai bahwa di LOKASI ITU, dihuni Oleh Makhluk-Makhluk ghaib. Dan penduduk penduduk sekitar percaya bila makhluk-makhluk ghaib tersebut selalu mengayomi warga sekampung.
Dan salah satunya adalah Kampung Naga yang ada di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kampung Naga Adalah perkampungan yang dihuni oleh sekolompok masyarakat yang berpegang teguh tentang adat istiadat peninggalan leluhurnya. Dalam versi Google, Kampung Naga adalah sebuah perkampungan yang memiliki aura mistis yang paling tinggi, dan disebut sebagai dusun yang paling seram di Pulau Jawa, bahkan di Indonesia.Bahwa bilamana kita menginjak perkampungan atau Kampung Naga, benar sekali bulu kuduk berdiri. Dan perasaan ini tampak dan terasa bertolak dengan dengan perkampungan lainnya.Hal ini dapat terlihat jelas perbedaannya bila dikomparasikan dengan masyarakat lain di luar.
Lingkungan masyarakat Kampung Naga ini hidup dalam sebuah tatanan yang kondisinya dalam keadaan kesahajaan, kesederhanaan dan di dalam lingkungan kebijaksanaan tradisional yang lekat dan turun temurun dari leluhurnya. Kampung Naga ini berada di lembah yang pinggiran, dengan wilayah ujung, di sebelah Barat Kampung Naga diberi Batas hutan keramat disebabkan di hutan tersebut ADA Makam leluhur 'masyarakat Kampung Naga. Berdasarkan informasi dari data-data yang didapat dari Desa Neglasari, relief tanah di Kampung Naga berupa perbukitan dengan produktivitas tanah dapat di katakan subur
Kampung Naga ini memiliki luas tanah satu setengah juta, sebagian besar dipakai untuk perumahan penduduk, pekarangan atau kebun, empang tambak, dan selebihnya dipergunakan untuk pertanian sawah yang dipanen masing-masing desa 2 kali panen. Kepercayaan di Kampung Naga adalah bahwa segala sesuatunya bukan dari doktrin para leluhur yang sama dengan sesuatu yang tabu. Dengan menjalankan adat istiadat warisan dari semua leluhur tersebut berarti memuliakan para leluhur.
Penduduk Kampung Naga paling kental dengan keyakinan pada mahluk halus (jurig cai), yaitu penunggu air atau sungai, terutama sungai yang dalam. Lalu Percaya dengan adanya ririwa, mahluk halus Yang Suka menganggu manusia. Kemudian Terdapat Yang dinamakan kuntilanak, hantu wanita Yang Berasal Dari wanita hamil Yang Meninggal Dunia, hantu perempuan yang seringkali Suka mengganggu Perempuan yang sedang hamil atau akan melahirkan .
Penduduk Kampung Naga percaya tempat tinggal semua hantu dinamakan dengan tempat seram atau sanget, dan masjid adalah tempat yang suci untuk penduduk Kampung Naga. Adanya pantangan, pamali atau hal-hal yang dirasakan tabu untuk masyarakat Kampung Naga masih dapat diandalkan dan dipercayai dengan taat, khususnya yang menyangkut kehidupan atau aktifitas kehidupan keseharian yang walaupun bukan merupakan Peraturan yang tertulis tetap mereka junjung Tinggi Dan dipatuhi oleh semua orang di kampung naga tersebut. Contohnya adalah tata teknik dalam membina dan merangkai rumah, letaknya, arah dari lokasi tinggal , pakaian yang dipakai dalam upacara, kesenian yang ada di masyarakat Kampung Naga, dan masih banyak hal lainnya.
Berikut adalah sistem keyakinan penduduk Kampung Naga terhadap ruang diwujudkan pada keyakinan bahwa ruang atau tempat-tempat yang memiliki batas-batas tertentu dikuasai oleh sebuah kekuatan tertentu pula. Batas disini dapat ditemukan di kategori yang berbeda, di sungai, pekarangan lokasi tinggal bagian depan dengan jalan, persawahan dengan selokan, lokasi udara masuk yang tidak jarang disebut dengan huluwotan, lokasi lereng bukit, is tempat-tempat yang didiami oleh kekuatan-kekuatan tertentu.Daerah yang memiliki batas-batas tertentu itu yang didiami mahluk halus yang dirasakan angker, oleh sebab tersebut warga kampong naga suka menyimpan "sasajen" atau lebih dikenal dengan sesaji.
Selain terhadap ruang, mayarakat Kampung Naga memiliki keyakinan menuju masa-masa atau dinamakan dengan palintangan. Adanya masa-masa atau bulan Yang Dirasakan buruk, Adalah Suatu pantangan atau urusan Yang tabu untuk melakukan Suatu upacara atau ritual, atau Pekerjaan-pekerjaan Yang amat penting. Waktu Yang Dirasakan tabu disini dinamakan dengan istilah bulan, yang jatuhnya pada bulan Sapar dan bulan Ramadhan. Tingkatannya, kebersatuan hidup mereka dengan makhluk-makhluk ghaib paling kental. Itu pula adalah kearifan-kearifan lokal yang semakin susah ditemukan di wilayah atau kampung-kampung lain di negeri ini. Meskipun, masih sangat banyak kampung-kampung di Nusantara yang memiliki tata pemerintahan yang hidup yang dipemuhi kearifan lokal seperti itu.
Comments
Post a Comment