Dua Panglima Perang Majapahit Tewas Saat Menyerang Kerajaan Sunda
Dua Panglima Perang Majapahit Tewas Saat Menyerang Kerajaan Sunda
Kerajaan Majapahit nampaknya sangat berambisi untuk menaklukan Seluruh Kerajaan Yang Terdapat di Nusantara. Tak luput kerajaan Sunda pun menjadi sasaran invansi kerajaan yang didirikan Raden Wijaya ini. Namun nahas, kompilasi pasukannya mengerjakan penyerbuan ke Sunda, bala tentara Majapahit dipukul mundur sampai dua Panglima Perangnya yang memiliki nama Mantri Les dan Beleteng, meregang nyawa mengenaskan.

Meskipun penyerbuan pasukan Majapahit ini dilaksanakan secara besar-besaran, tetapi tentara
Sunda telah siap siaga di distrik aliran Kerajaan. Pertempuran pun juga Terjadi Hebat di Suatu padang Yang Luas Dan berbukit-bukit.
Dalam perang tersebut, pasukan Majapahit mendapat pukulan keras dari tentara Sunda. Dua panglima perangnya, Mantri Les Dan Beleteng, tersungkur bersimbah darah terkena tebasan parang yang disabetkan Patih Sunda.
Melihat panglima perangnya meregang nyawa, banyak prajurit Majapahit yang mencari selamat dengan menyelamatkan diri. Namun, pasukan Sunda yang telah terlanjur terpancing amarahnya itu, terus melakukan pengejaran, sampai pasukan Majapahit yang melarikan diri terpojok di ujung jurang yang curam.
Tentu dalam kondisi tersebut,pasukan Majapahit tidak Punya pilihan lain di Samping balik melakukan perlawanan atau terjun bebas ke jurang yang curam, karena di belakang mereka sudah berjajar ribuan Prajurit Sunda Yang siap membabat mereka. Diantaranya ada yang melawan dan mati, ada juga yang memilih lompat ke jurang dengan rasa ketakutan yang mendalam.
Serbuan Majapahit ke Sunda ini adalah rentetan invasif yang dilaksanakan Majapahit ke Kerajaan-Kerajaan yang ada di Nusantara. Setelah kejadian ini Majapahit kapok dan memilih melakukan teknik lain untuk mengerjakan penaklukan terhadap kerajaan Sunda Galuh.
Kisah ini diungkap dalam kidung Sunda, yang merupakan pernyataan Patih Sunda ketika bertemu pasukan Gajah Mada pada peristiwa Bubat. Kala itu Raja Sunda berkeinginan menikahkan putrinya Dyah Pitaloka dengan Hayam Wuruk Raja Majapahit.
Namun Gajah Mada justeru mencegatnya dan memaksa rombongan Raja Sunda untuk takluk terhadap Kerajaan Majapahit. Dengan amarah besar Patih Sunda mengumpat Gajah Mada dan menyebut Kisah Invasi Majapahit ke Sunda yang selesai dengan kegagalan.
Kerajaan Majapahit nampaknya sangat berambisi untuk menaklukan Seluruh Kerajaan Yang Terdapat di Nusantara. Tak luput kerajaan Sunda pun menjadi sasaran invansi kerajaan yang didirikan Raden Wijaya ini. Namun nahas, kompilasi pasukannya mengerjakan penyerbuan ke Sunda, bala tentara Majapahit dipukul mundur sampai dua Panglima Perangnya yang memiliki nama Mantri Les dan Beleteng, meregang nyawa mengenaskan.
Meskipun penyerbuan pasukan Majapahit ini dilaksanakan secara besar-besaran, tetapi tentara
Sunda telah siap siaga di distrik aliran Kerajaan. Pertempuran pun juga Terjadi Hebat di Suatu padang Yang Luas Dan berbukit-bukit.
Dalam perang tersebut, pasukan Majapahit mendapat pukulan keras dari tentara Sunda. Dua panglima perangnya, Mantri Les Dan Beleteng, tersungkur bersimbah darah terkena tebasan parang yang disabetkan Patih Sunda.
Melihat panglima perangnya meregang nyawa, banyak prajurit Majapahit yang mencari selamat dengan menyelamatkan diri. Namun, pasukan Sunda yang telah terlanjur terpancing amarahnya itu, terus melakukan pengejaran, sampai pasukan Majapahit yang melarikan diri terpojok di ujung jurang yang curam.
Tentu dalam kondisi tersebut,pasukan Majapahit tidak Punya pilihan lain di Samping balik melakukan perlawanan atau terjun bebas ke jurang yang curam, karena di belakang mereka sudah berjajar ribuan Prajurit Sunda Yang siap membabat mereka. Diantaranya ada yang melawan dan mati, ada juga yang memilih lompat ke jurang dengan rasa ketakutan yang mendalam.
Serbuan Majapahit ke Sunda ini adalah rentetan invasif yang dilaksanakan Majapahit ke Kerajaan-Kerajaan yang ada di Nusantara. Setelah kejadian ini Majapahit kapok dan memilih melakukan teknik lain untuk mengerjakan penaklukan terhadap kerajaan Sunda Galuh.
Kisah ini diungkap dalam kidung Sunda, yang merupakan pernyataan Patih Sunda ketika bertemu pasukan Gajah Mada pada peristiwa Bubat. Kala itu Raja Sunda berkeinginan menikahkan putrinya Dyah Pitaloka dengan Hayam Wuruk Raja Majapahit.
Namun Gajah Mada justeru mencegatnya dan memaksa rombongan Raja Sunda untuk takluk terhadap Kerajaan Majapahit. Dengan amarah besar Patih Sunda mengumpat Gajah Mada dan menyebut Kisah Invasi Majapahit ke Sunda yang selesai dengan kegagalan.
Comments
Post a Comment