Rumah Tanpa Kayu Seharga Rp75 Juta, Cuma Perlu 7 Hari Membangunnya

 Rumah Tanpa Kayu Seharga Rp75 Juta, Cuma Perlu 7 Hari Membangunnya


 Konstruksi lokasi tinggal tanpa kayu sekarang sudah merambah Jawa Tengah. Hunian dengan material conwood ini di bina di Kabupaten Pati.
Rumah tanpa kayu adalah hasil inovasi teknologi dari PT Conwood Indonesia, yang diaplikasikan oleh CV Kevin Indo Makmur (KIM).


Inilah Rumah Tanpa Kayu yang Harganya Rp75 Juta  Cuma Perlu 7 Hari Membangunnya, Berminat?


Berbeda dengan lokasi tinggal konvensional, proses pembangunan lokasi tinggal tanpa kayu ini terbilang paling cepat dan irit biaya.

Dalam inovasinya, teknologi lokasi tinggal conwood melulu dibangun dalam masa-masa 7 hari dengan 7 orang pekerja.

Di samping itu, lokasi tinggal ini juga dianggap kuat sebab tahan gempa, anti rayap dan tahan api. Seluruh material konstruksi bebas kayu.

Baik dinding, plafon, pintu sampai kusen memakai material yang disuplai Conwood Indonesia, yang terdiri dari gabungan 70 persen semen, dan 30 persen serat fiber.

Housing Manager PT Conwood Indonesia Sandi Hermawan mengatakan, lokasi tinggal conwood menjadi di antara solusi untuk masyarakat yang berkeinginan membangun hunian secara cepat dan ramah lingkungan.

Meski di bina secara cepat, kualitas material lokasi tinggal dinilai teruji.

Kekuatannya dapat menahan guncangan gempa sampai 6,4 SR dan setara dengan lokasi tinggal konvensional pada umumnya.

“Rumah conwood ini ramah lingkungan sebab tidak gunakan kayu sama sekali," ujar Sandi.

Di Pati, lokasi tinggal tipe 36 tersebut dibangun di atas lahan seluas 80 meter persegi di Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo.

Satu lokasi tinggal percontohan dipatok dengan harga Rp75,2 juta atau Rp2,090 juta per meter persegi. Bagi periode promosi dipasarkan Rp 70,2 juta.

Harga tersebut telah termasuk instalasi listrik dan segala material yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan lokasi tinggal itu.

Teknologi lokasi tinggal murah sendiri sudah mulai dijalankan di sekian banyak  kota di Indonesia. Di Jawa Tengah, lokasi tinggal dengan teknologi tersebut baru muncul di Kabupaten Pati.

Pendiri CV KIM Kevin Liem menambahkan, Pati dipilih sebagai tempat kesatu di Jawa Tengah sebab segmen lokasi tinggal murah berkembang di distrik tersebut.

Ke depan, pihaknya akan mengupayakan merambah ke sekian banyak  wilayah lainnya.

"Tanah, dan kompleks kluster di Pati berkembang, dan kami mencoba hendak masuk. Kami perkenalkan di sini sebab tanah masih belum terlampau mahal," ujar Kevin.

Comments

Popular posts from this blog

Filosofi Jadah dan Jenang Di Acara Pernikahan Jawa

Kenapa Sisi Kiri Wajah Lebih Bagus bikin Selfie?