Penyebab Padepokan Spiritual Mbah Suro Nginggil Diserbu Baret Merah
Penyebab Padepokan Spiritual Mbah Suro Nginggil Diserbu Baret Merah
Pasca 30 september 1965, perburuan terhadap simpatisan atau yang dituduh sebagai anggota PKI gencar dilakukan. Para anggota yang menemukan rata-rata terbunuh dan hilang entah kemana, ada pun yang dipenjara dan dilemparkan di pulau Buru.

Tuhan ada kisah lain yang lumayan menarik tentang kejadian pasca 65, Kisah ini tentang Mbah Suro. Sosok guru spiritual yang diperkirakan mendirikan padepokan spiritual dan seperi menampung pelarian PKI.
Suro bukan adalah nama lahirnya, sebelum itu ia memiliki nama Muljono. Ia menjadi anggota pasukan Brigade Yadau dari Tentara Laut Republik Indonesia (TLRI). Patrik Matanasi menye butkan , alumni pemuda Sekolah Rakjat ini memiliki pangkat sersan di masa revolusi. Komandan brigadenya, Ahmad Wiro Sardjono alias Ahmad Yadau, adalah salah satu figur yang memiliki peran dalam Kudeta Madiun 1948. Dikutip dari tirtio.id (04/07/18).
Lukisan Eyang Suro Nginggil kepunyaan Sariman Lawantiran, sumber: bloranews.com
Muljono kecil alias Surodihardjo bermunculan di desa Nginggil pada 17 Maret 1921. Muljono diagungkan tidak terlalu jauh dari lokasi tinggal orang-orang Samin di Blora. Menyusul jejak terpisah, Muljono pernah menjadi kepala desa Nginggil dan sekitar 16 tahun.
Selama jabatan Muljono telah mulai merintis menjadi seorang berpengalaman spiritual atau dukun yang akrab dengan ilmu kebutama, namun baru tahun 1959 ia mengatakan sebagai seorang berpengalaman kebatinan, guru dan pun orang sakti.
Pasca 65, desa Nginggil tiba tiba tiba jadi Ramai. Pemerintah yang sedang gencar memburu para simpatisan PKI identitasai padepokan yang sudah didirikan oleh Mujono atau Mbah Suro. Padepokan tersebut menyukai menjadi lokasi penampungan simpatisan PKI.
sadnessbookstore.blogspot.com
Tak melulu warga biasa anggota padepokan Mbah Suro ada juga mantan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Bahkan, beberapa pucuk senjata sukses dibawa oleh mantan-mantan ABRI tersebut ke padepokan. Hersri melaporkan, Pasukan Banteng Wulung Padepokan Mbah Suro jumlahnya 200 orangutan SEMENTARA Pasukan wanita jumlahnya Melulu 30 orangutan, tetapi DAPAT Saja Jangka Waktu tentunya Lebih Dari ITU.
Pertumbuhan yang terjadi padepokan yang semakin menguatakan. Panglima Kodam VII / Diponegoro Resimen merasa padepokan Mbah Suro ini sudah ditunggangi oleh PKI. Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), Letnan Dua Sintong Pandjaitan berencana menyerbu padepokan Mbah Suro tersebut.
Waktunya sudah datang, militer menyerbu padepokan pada 5 Maret 1967, pasukan RPKAD ditolong Pasukan pasukan Darat yang lain. Seperti dari Batalyon 408, 409 dan 410. Operasi tersebut dipimpin Walikota Soemardi, seperti pasangan dari tirto.id (05/07/18).
Foto tempat padepokan Mbah Suro, sumber: sadnessbookstore.blogspot.com
Penyerbuan yang terukur dan terencana tersebut membuat peperangan menjadi relatif singkat. Dalam serbuan itu tidak sedikit Pengikut Mbah Suro yang terbunuh. Mbah Suro sendiri sukses meloloskan diri dari serbuan Acara militer. Mbah Suro sukses ditembak oleh ruang militer saat berkeinginan kabur di ambang Bengawan Solo. Entah telah kena apesnya tau bagaimana ilmu kebalnya telah tidak berlaku lagi.
Setelah kejadian tersebut, di bekas padepokan Mbah Suro yang akrab dengan ilmu kebusi tersebut, digunakan tempat Sekolah Dasar. Di sebrang sekolah itu ada lokasi tinggal adik wanita Mbah Suro.
Pasca 30 september 1965, perburuan terhadap simpatisan atau yang dituduh sebagai anggota PKI gencar dilakukan. Para anggota yang menemukan rata-rata terbunuh dan hilang entah kemana, ada pun yang dipenjara dan dilemparkan di pulau Buru.
Tuhan ada kisah lain yang lumayan menarik tentang kejadian pasca 65, Kisah ini tentang Mbah Suro. Sosok guru spiritual yang diperkirakan mendirikan padepokan spiritual dan seperi menampung pelarian PKI.
Suro bukan adalah nama lahirnya, sebelum itu ia memiliki nama Muljono. Ia menjadi anggota pasukan Brigade Yadau dari Tentara Laut Republik Indonesia (TLRI). Patrik Matanasi menye butkan , alumni pemuda Sekolah Rakjat ini memiliki pangkat sersan di masa revolusi. Komandan brigadenya, Ahmad Wiro Sardjono alias Ahmad Yadau, adalah salah satu figur yang memiliki peran dalam Kudeta Madiun 1948. Dikutip dari tirtio.id (04/07/18).
Lukisan Eyang Suro Nginggil kepunyaan Sariman Lawantiran, sumber: bloranews.com
Muljono kecil alias Surodihardjo bermunculan di desa Nginggil pada 17 Maret 1921. Muljono diagungkan tidak terlalu jauh dari lokasi tinggal orang-orang Samin di Blora. Menyusul jejak terpisah, Muljono pernah menjadi kepala desa Nginggil dan sekitar 16 tahun.
Selama jabatan Muljono telah mulai merintis menjadi seorang berpengalaman spiritual atau dukun yang akrab dengan ilmu kebutama, namun baru tahun 1959 ia mengatakan sebagai seorang berpengalaman kebatinan, guru dan pun orang sakti.
Pasca 65, desa Nginggil tiba tiba tiba jadi Ramai. Pemerintah yang sedang gencar memburu para simpatisan PKI identitasai padepokan yang sudah didirikan oleh Mujono atau Mbah Suro. Padepokan tersebut menyukai menjadi lokasi penampungan simpatisan PKI.
sadnessbookstore.blogspot.com
Tak melulu warga biasa anggota padepokan Mbah Suro ada juga mantan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Bahkan, beberapa pucuk senjata sukses dibawa oleh mantan-mantan ABRI tersebut ke padepokan. Hersri melaporkan, Pasukan Banteng Wulung Padepokan Mbah Suro jumlahnya 200 orangutan SEMENTARA Pasukan wanita jumlahnya Melulu 30 orangutan, tetapi DAPAT Saja Jangka Waktu tentunya Lebih Dari ITU.
Pertumbuhan yang terjadi padepokan yang semakin menguatakan. Panglima Kodam VII / Diponegoro Resimen merasa padepokan Mbah Suro ini sudah ditunggangi oleh PKI. Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), Letnan Dua Sintong Pandjaitan berencana menyerbu padepokan Mbah Suro tersebut.
Waktunya sudah datang, militer menyerbu padepokan pada 5 Maret 1967, pasukan RPKAD ditolong Pasukan pasukan Darat yang lain. Seperti dari Batalyon 408, 409 dan 410. Operasi tersebut dipimpin Walikota Soemardi, seperti pasangan dari tirto.id (05/07/18).
Foto tempat padepokan Mbah Suro, sumber: sadnessbookstore.blogspot.com
Penyerbuan yang terukur dan terencana tersebut membuat peperangan menjadi relatif singkat. Dalam serbuan itu tidak sedikit Pengikut Mbah Suro yang terbunuh. Mbah Suro sendiri sukses meloloskan diri dari serbuan Acara militer. Mbah Suro sukses ditembak oleh ruang militer saat berkeinginan kabur di ambang Bengawan Solo. Entah telah kena apesnya tau bagaimana ilmu kebalnya telah tidak berlaku lagi.
Setelah kejadian tersebut, di bekas padepokan Mbah Suro yang akrab dengan ilmu kebusi tersebut, digunakan tempat Sekolah Dasar. Di sebrang sekolah itu ada lokasi tinggal adik wanita Mbah Suro.
Comments
Post a Comment