Melalui Mbothe, Mahasiswa Malang Juara Perencanaan Bisnis di Tiongkok

Melalui Mbothe, Mahasiswa Malang Juara Perencanaan Bisnis di Tiongkok    
Melalui persaingan kewirausahaan, Tiga mahasiswa Universitas Ma Chung, Kota Malang, ini sukses mengharumkan nama kampusnya. Mereka berjaya di Tiongkok. Inovasi mereka sekarang telah tersebar di pasaran. Banyak dalil mengapa Crissant Dea Arini, Anrico Jusuf Setiadi, dan Fauziah Isnaini deg-degan pada 14-18 Mei 2018, mereka bersaing guna kali kesatu di ajang internasional. Tampil di Tiongkok, tepatnya di event wirausaha, pasti ini bukanlah urusan yang mudah. Apalagi, di samping Tiongkok, terdapat tiga perwakilan negara lain, yaitu Malaysia, Taiwan, dan Vietnam. Melalui Mbote, Mahasiswa Malang Juara Perencanaan Bisnis di Tiongkok ”Sempat deg-degan, ini event besar kali kesatu yang kami ikuti,” kata Fauziah, di antara anggota tim, Sabtu kemudian yang dilansir dari Radar Online.    Dalam persaingan bertitel College Students Innovation and Entrepreneurship Competition, mereka menjadi juara dari 10 kesebelasan perwakilan dari lima negara. Prestasi mereka tersebut tidak terlepas dari produk keripik buah naga dan mbote (talas) yang mereka bawa.

”Sebenarnya produk kami ini ialah hasil dari tugas mata kuliah kewirausahaan di semester V (Oktober 2017),” kata Anrico.


Anrico dan timnya diminta menciptakan suatu usaha. Mahasiswa berusia 21 tahun tersebut telah tidak asing dengan sekian tidak sedikit makanan oleh-oleh. Namun, guna keripik buah naga, masih termasuk langka di Kota Malang.

”Pada umumnya, orang melulu memahami adanya keripik apel dan tempe. Kalau (keripik) buah naga masih jarang yang tahu. Padahal, buah naga pun tidak sedikit ditemukan di sini,” kata Anrico.

Menurutnya, masih tidak sedikit orang yang tidak tahu bila buah naga dapat diciptakan keripik. ”Seperti teman-teman saya dari luar kota jarang yang tahu. Terus, saya kesudahannya menciptakan usaha keripik buah naga ini sebagai tugas kuliah kewirausahaan,” kata dia.

Berdasarkan penjelasan dari dia, yang urgen dalam usaha ini ialah planning yang dibuat. Atau business plan (perencanaan bisnisnya).

”Sebab, kami mesti menciptakan rancangan keuangan, profitable, dan bagaimana dapat berlomba dalam jangka panjang dalam suatu usaha,” imbuh mahasiswa kelahiran Jakarta, 30 April 1997, ini.

Di samping itu, suatu usaha pun mesti membawa akibat yang menguntungkan untuk seluruh pihak. Di sini, dia menciptakan konsep langsung berkolaborasi dengan semua petani buah naga guna keripik buah naga dan petani mbote guna keripik mbote.

Pada Kompetisi di Tongren University, Anrico dkk memperkenalkan konsep pemberdayaan. Konsep tersebut dinilai empat juri, terdiri dari kampus tuan lokasi tinggal dan pun pebisnis dari Tiongkok.

”Kami diminta presentasi sekitar 5 menit, sesudah tersebut tanya jawab,” katanya. ”Dari Indonesia melulu kami ketika tersebut pesertanya,” imbuhnya.

Arini menyebutkan, andai semua juri lumayan puas dengan presentasi dan produk yang dibawa. ”Kami dinilai bagus sebab mereka tidak tidak sedikit tahu mengenai mbote. Itu jadi pertanyaan dari juri. Apa tersebut mbote?” kata dia seraya tertawa.

Yang menciptakan juri semakin kaget, bahan yang mereka gunakan. ”Di sana (Tiongkok), buah naga lumayan tidak sedikit namun harganya mahal dan tidak terdapat yang menciptakan makanan (keripik) laksana kami,” ujarnya.

Comments

Popular posts from this blog

Filosofi Jadah dan Jenang Di Acara Pernikahan Jawa

Inilah Sungai Di Indonesia Yang Pernah Banjir Darah Dan Mayat Manusia

Benarkah punya pipi tembam membawa keberuntungan?