Madiun Dapat Hibah Pesawat Untuk Jadi Monumen

Madiun Dapat Hibah Pesawat Untuk Jadi Monumen

TNI AU menghibahkan pesawat F-5 Tiger II nomor TS 0513 untuk  Pemkab Madiun guna  dijadikan sebagai monumen, pasca  pesawat F-5 Tiger ditentukan  purna pekerjaan setelah sekitar  sekitar 36 tahun dioperasikan Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi Magetan, Jawa Timur
Madiun Dapat Hibah Pesawat untuk Jadi Monumen
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna melewati  Komandan Otoritas Lapangan Udara (Danlanud) Iswahyudi, Maospati, Madiun, Marsma TNI Samsul Rizal memberikan  hadiah  pesawat tempur F-5E Tiger II yang telah Purna tugas guna  dijadikan monumen kehormatan  di Alun-alun Mejayan, Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur.

Penyerahan pesawat tempur yang pernah dikeluarkan sekitar  35 tahun mengawal  langit bumi pertiwi Indonesia yang  dihibahkan sebagai kado ulang tahun Hari Jadi Kabupaten Madiun yang ke-450.

Danlanud Iswahjudi Maospati, Madiun, Marsma TNI Samsul Rizal dalam prosesi penyerahan pesawat itu, Rabu (18/7) mengatakan, bahwa hibah itu  dapat terwujud berkat hubungan baik dan kerja sama yang harmonis antara Pemkab Madiun dengan Otoritas Lanud Iswahyudi.

“Sebelumnya, Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna lumayan  lama menjalin hubungan baik dengan Bupati Madiun Muhtarom. Saat tersebut  Marsekal TNI Yuyu Sutisna dari Danlanud Iswahjudi, ”ujar Samsul Rizal.

Berdasarkan keterangan dari  Samsu Rizal, cocok  pesan Kasau, eksistensi  monumen pesawat tempur F-5 Tiger II itu dapat  memotivasi anak-anak yang ada  di Kabupaten Madiun suka  lebih banyak  sejarah dan pun  dunia kedirgantaraan. Ini adalah  sesuatu yang paling  berharga.

"Anak-anak di Kabupaten Madiun dapat  lebih mengungkapkan  dunia kedirgantaraan dan mencari  perjalanan sejarah dan jasa-jasa TNI AU dan eksistensi  dari pesawat tempur F-5E Tiger ini," ujar Samsul Rizal. "Sengaja dipilih Alun-alun Mejayanikutnya  menginspirasi generasi muda di Madiun."

Danlanud Iswahyudi menambahkan, bahwa pesawat legendaris dari Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi tersebut  memiliki purna tugas setelah mengangkasa  selama 35 tahun, baik dalam jumlah  operasi dan Pelajaran  di distrik  udara Republik Indonesia.

Cukup panjangnya masa pengabdian pesawat F5-E / F Harimau II ini  dan telah mencetuskan  pemimpin-pemimpin TNI AU Fasih sampai  sekarang. Sejarah panjang pesawat legendaris ini membuat menjadi di antara  pesawat tempur kehormatan  hati  TNI AU.

Sementara itu  Bupati Madiun Muhtarom mengaku  terima kasih mendapat kado istimewa berupa hadiah  pesawat tempur F-5 Tiger sebagai monumen kehormatan  hati  masyarakat Madiun yang adalah  wujud dari sinergitas TNI-Polri dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun.

Muhtarom mengucap tidak sedikit  terima kasih, khususnya untuk  TNI AU yang sudah  menghibahkan pesawat tempurnya guna  dijadikan monumen.

Sejarah

Generasi pesawat tempur yang satu ini ikut menyokong  Operasi Panah di distrik  Aceh pada tahun 1990-1992, Operasi Elang Sakti XXI (Operasi Pengamanan Perbatasan NTT) tahun 1999, Operasi Garuda Jaya, Operasi Pengamatan Udara Perbatasan dari Operasi Elang Sakti di NTT, dan pun  Operasi Oscar yang adalah  operasi pengamanan distrik  dataran, termasuk menangkal  diselundupan lewat jalur laut.

Kegiatan latihan dilaksanakan  teknik ini  Latihan Elang Gesit, Latihan Tutuka, Latihan Sikatan Daya, Latihan Angkasa Yudha, Latihan Gabungan Laut, Latihan Gabungan TNI dan latihan bareng  dengan negara tetangga.
Pengadaan
pesawat F5 tersebut menggunakan  untuk melengkapi armada F-86 Avon Saber di Skadron Udara 14 Lanud Iswahyudi. Pesawat tempur F-5 E / F Tiger lantas  terpilih yang merupakan produksi  Northrop Co, Amerika Serikat (AS). Pengambilan pekerjaan kemudian dilaksanakan  tahun 1978 dan dilakukan  pendidikan untuk  para kru yang dipersiapkan sebagai penerbang, instruktur, dan teknisi pesawat.

Tiga penerbang TNI AU yang dikirim untuk digunakan di Amerika Serikat  Komandan Skadron Udara 14 Walikota Pnb Holki Basah Kartadibrata, Perwira Operasi Skadud 14 Walikota Pnb Budihardjo Surono, dan Kapten Pnb Lambert Silooy yang lantas  digantikan oleh Kapten Pnb Zeky Ambadar.

Mereka menjalani edukasi  di Skadron 225th Tactical Fighter Training Skuadron yang memakai  pesawat F-5 B dan F-5 E / F mulai 27 Januari 1980. Pada akhir Mei 1980, mereka siap menjadi instruktur untuk para penerbang muda di Skadron Udara 14.

Guna cetak semua  penerbang F-5 E / F Tiger II di Skadron Udara 14 yang andal, ketiga pioner itu  secara berkelanjutan mengemban  konversi penerbang-penerbang lainnya sampai  menjadi penerbang tangguh dan profesional. Para penerbang yang sukses  menerbangkan pesawat F-5 lantas  mendapat sebutan Elang.

Tanggal 21 April 1980, gelombang kesatu  armada pesawat tempur F-5 E / F Tiger II mulai mendarat  di Indonesia sejumlah  delapan dari 16 unit pesawat yang dipesan. Kedatangan gelombang kedua pesawat tempur  pada 5 Juli 1980 dan dirakit kembali  di Skadron Udara 14 Lanud Iswahyudi, Madiun.

Comments

Popular posts from this blog

Filosofi Jadah dan Jenang Di Acara Pernikahan Jawa

Inilah Sungai Di Indonesia Yang Pernah Banjir Darah Dan Mayat Manusia

Benarkah punya pipi tembam membawa keberuntungan?