Jangan Sekali-Kali Katakan Kalimat Ini Pada Anakmu!

Jangan Sekali-Kali Katakan Kalimat Ini Pada Anakmu!

Anak ialah  karunia terindah Yang Diserahkan  Oleh Allah untuk review  SETIAP Orang Tua, Sampai-sampai  SETIAP Orang Tua hendak  Anak nya sukses  Dan BERHASIL  hearts meniti kehidupan Baik di Dunia dan DI akhirat. Seorang ibu adalah  pendidik kesatu  dan utama guna  anak-anak, oleh sebab  itu, sebagai ibu saya dan Anda butuh  mengupgrade diri setiap hari seperti  bisa mendidik anak-anak kita cocok  dengan zaman di mana mereka hidup.

Meski Sedang Marah, Jangan Sekali-kali Katakan Kalimat Ini Pada Anakmu!

“Didiklah anak-anakmu, sebab  mereka akan  hidup pada zaman yang bertolak belakang  dengan zamanmu,” demikian pesan Amirul Mu'minin, Khalifah Umar bin Khaththab. Pesan yang sungguh singkat dan gampang  ingat.

Salah Satu TEKNIK  mendidik Anak Pasti  Saja melewati  Perantara lisan, sayangnya ... TIDAK Sedikit  Orangtua terutama  ibu, Yang Belum mengetahui  pentingnya Menjaga ucapan-ucapan  di Depan Anak, sebab  DAPAT dominan  PADA gede pertumbuhan  Diri, psikologis , dan konsep diri anak.

Berikut Penyanyi, 8 Urusan  Yang usahakan  TIDAK disebutkan  ditunjukan kepada Anak, khususnya  Usia Hingga  DENGAN Tujuh Tahun:

1. Pernyataan Cinta Negatif tentang  Diri Anak

“Kamu anak yang pelit!”

"Kamu pemalas!"

"Kamu gendut!"

"Kamu nakal!"

Jenis pengakuan  semacam itu  dapat menghilangkani perasaan anak-anak. Mereka akan  menjadi laksana  yang orang tua mereka katakan. Sungguh berbahaya, mengingat ucapan - ucapan  seorang ibu dapat  berarti doa guna  anak-anaknya.

Mulus, katakanlah hal-hal positif untuk  anak. Jika anak menerima nilai buruk, tidak boleh  mengatakan, “Kamu begitu bodoh!”; Katakan sesuatu yang lain. Sebagai contoh, katakanlah, “Jika Anda  belajar lebih baik, Anda  akan menemukan  nilai yang lebih baik karena Anda  sebetulnya  anak pintar.” Bukankah ucapan - ucapan  seperti ini akan  lebih mendinginkan  hati anak kita?

2. Jangan bilang "Jangan Ganggu, Ibu Sibuk!"

Hal ini tepatnya laksana  hal yang normal. Seorang ibu sibuk memasak di rumah. Atau ayah sibuk menyimak  berita unik  di koran. Atau mungkin pun  Lanjutkan tugas yang diangkut  dari kantor. Lalu ia mengunci diri di kamar. Tiba-tiba saja datang dan menuntut dia untuk  bantuan. Dalam kondisi  yang ketat, orang tua bisa  berteriak pada anak itu, “Jangan ganggu aku! Aku sibuk! ”

Berdasarkan informasi dari  Suzette Haden Elgin PhD., Pengarang  yang pun  Seorang pelatih bela diri lisan dilansir  dari parenting.com, bahwa danai  orang tua beraksi  Seperti itu, anak-anak barangkali  tidak ada maksud karena danai  mereka meminta sesuatu pada orang tua mereka, mereka akan  mencuri guna  pergi.

Bayangkan…. Jika sikap seperti itu  Berlaku pada anak-anak kita, maka hingga  mereka tumbuh dewasa, bisa jadi  besar mereka akan  merasa tidak ada  gunanya mengatakan  dengan orangtua.

Di sisi lain, Suzette menganjurkan  bahwa andai  memang sedang benar-benar sibuk, usahakanlah  alihkan perhatian anak-anak guna  melakukan pekerjaan  lain sebelum kita menolong  mereka. Misalnya, danai  mereka sedang pertolongan  dalam mengerjakan  pekerjaan lokasi  tinggal  mereka dan kondisimu  sedang benar-benar sibuk, mintalah mereka guna  melakukan kegiatan  lain terlebih dahulu seperti menyaksikan  TV. Lalu kemudian, datanglah untuk mereka guna  membantu, asalkan gangguan itu  tidak terlampau  lama.

3. Jangan bilang "Jangan Menangis!"

Berurusan dengan anak-anak yang cekcok  dengan teman-teman mereka atau menemukan kecewa sebab  merawat saya  sti dilaksanakan  secara bijaksana. Tidak perlu guna  memarahi atau meminta anak-anak kamu  untuk tidak cengeng. Banyak anak yang mengenali  hal tersebut, orang tua buku   pada mereka, “Jangan cengeng!”, “Jangan tertipu!”, “Jangan takut!”

Berdasarkan Keterangan Dari  Debbie Glasser, Seorang psikolog Anak, mengatakan ucapan-ucapan  tersebut bakal  mengajarkan Anak-anak bahwa Perasaan sedih ialah  Sesuatu Urusan  Yang TIDAK Sales manager, bahwa Menangis bukanlah Urusan  Yang baik, SEMENTARA  Menangis Sendiri Adalah  Ekspresi dari emosi individu yang setiap insan  Pemilik.

Oleh sebab  itu, guna  memainkan masalah ini, akan  lebih baik guna  Meminta anak-anak menyatakan  apa yang menciptakan  mereka sedih. Jika mereka merasa tidak adil oleh teman-teman mereka, sampaikan pada mereka bahwa perilaku teman-teman mereka adalah  tidak baik.

Dengan menyerahkan  mereka cerminan  perasaan yang mereka rasakan, orang tua telah menyerahkan  mereka latihan  empati. Anak-anak yang menangis akan  segera berhenti atau paling tidak  meminimalisir  tangisan mereka.

4. Jangan Membagikan-bandingkan Anak

“Lihatlah kakakmu, dia dapat  lakukan dengan cepat. Mengapa kamu  tidak dapat  pergi juga? ”

“Temanmu dapat  menggambar dengan bagus, kenapa kamu  tidak?”

“Dulu saat  kecil ibu dapat  begini begitu, masa kamu  tidak bisa ?!”

Perbandingan melulu  akan menciptakan  anak kamu  merasa bingung dan menjadi tidak cukup  percaya diri. Anak-anak bahkan barangkali  mereka orang tua mereka sebab  mereka tidak jarang  kali  mendapatkan perlakuan buruk dari komparasi  Ini (terhadap kakak, adik, atau anak-anak lain), sedangkan pertumbuhan  setiap anak berbeda.

Daripada mencocokkan  anak-anak, ibu usahakan  menolong  untuk menuntaskan  masalahnya. Misalnya, saat  anak merasakan  masalah pakaian mereka saat  saudara mereka dapat  melakukan lebih cepat, orang tua saya  sti menolong  mereka guna  lakukan secara benar.

Jangan katakan “Tunggu Ayah Pulang ya! Biarkan Anda  seberrang ayah ”

Ada kalanya seorang ibu sedang di  rumah bareng  anak-anak mereka namun  tanpa lingkaran. Saat anak-anak mengerjakan  kesalahan, ibu tidak segera membicarakan anak-anak tentang kekeliruan  yang mereka buat. Si ibu melulu  mengatakan, “Tunggu hingga  ayahmu pulang.” Ini berarti menantikan  sampai kebebasan yang akan  menghukum nanti.

Menunda naskah   kesalahan melulu  akan memperburuk keadaan. Ada can Jadi  bahwa Saat  Seorang ibu mengisahkan  Kembali kekeliruan  Yang dilaksanakan  Anak-anak mereka, ibu justeru  membesar-besarkan Sampai-sampai  Anak-anak MENERIMA hukuman Yang Lebih Dari Seharusnya.

Ada kemungkinan pun  orang tua menjadi lupa kekeliruan  anak-anak mereka, Gali kekeliruan  yang lubang dikoreksi terabaikan. Oleh sebab  itu, bakal  lebih baik guna  tidak menunda dalam mengoreksi kekeliruan  yang dilaksanakan  anak-anak sebelum menjadi tak pernah  sama sekali, dan

Jangan Jangan gampang  dan berlebihan memberi pujian

Rupanya, menyerahkan  pujian dengan mudah pun  bukan urusan  yang baik. Memberi pujian dengan gampang  akan terkesan “murah”. Oleh karena itu  jika seorang anak mengerjakan  sesuatu yang sederhana, tidak butuh  Gagal dengan “Luar Biasa! Luar Biasa! ”Karena anak secara alamiah akan memahami  hal-hal yang dia kerjakan  dengan biasa-biasa saja atau luar biasa.

Yang perlu diacuhkan  juga, pujilah sikap anak kita, dan tidak boleh  Punya dia atau hasil perbuatannya. Sekiranya besarbesaran mendapat hasil temuan Bagus di sekolah, pujilah “Alhamdulillaah, Ibu Bangga DENGAN kerja keras Andari  sehingga Andari  mendapat Nilai Baik!”

Jika Anda  Mengumpulkan hasil yang dilaksanakan  anak dan bukan sikapnya, sangat barangkali  anak Anda  akan mengeluarkan pada hasil dan tidak peduli dengan sikap / karakter yang baik, misalnya ... demi mendapat nilai ujian bagus, anak akan  rela mencontek atau meminta pada teman saat  ujian.

Jangan Katakan "Kamu Selalu ..." atau "Kamu tidak pernah ..."

Janganlah melontarkan kalimat dengan “Kamu selalu….” Atau “Kamu tidak pernah…”. Memang, ucapan-ucapan  ini kadang refleks langsung terucap oleh orangtua, tetapi  hindarilah pemakaian  Kalimat ini.

“Hati-hati, Kedua Kata-kata tersebut  ada arti  di dalamnya. Di dalam pengakuan  “Kamu selalu…” dan “Kamu tidak pernah” adalah  label yang dapat  melekat selamanya di dalam diri anak, ”ujar Jenn Berman PhD, seorang psikoterapis.

Berman mengungkapkan, pengakuan kedua  yang sering  dilontarkan oleh orang tua ini akan  buat jati diri  anak. Anak-anak akan  menjadi laksana  apa yang berbicara  terhadap dirinya. Bila Orangtua menuliskan   menyanyikan Anak TIDAK Jarang  kali  lupa menelepon Ke rumah andai  Pulang Terlambat, Maka besarbesaran bakal  Menjadi Anak Yang TIDAK PERNAH menelepon Ke rumah.

“Malu, bertanyalah untuk  anak berbicara  apa yang dapat  lupa kerjakan  untuk menolong  dia mengolah  kebiasaannya. Misalnya, 'Ibu berdiri Anda  sering lupa membawa   pulang kitab  Pelajaran ke rumah. Apa yang dapat  Ibu tolong  kamu dan  ingat untuk membawa   bukumu pulang? '. Pernyataan seperti itu  akan menciptakan  anak merasa terbantu dan nyaman, ”jelas dr Berman.

Jangan katakan “Bukan begitu caranya, sini biar ibu saja!”

Kalimat lain yang me  sti anda  hindari is  “Bukan begitu caranya. Sini, biar Ibu Saja.”Biasanya Orangtua menerbitkan  pernyataan Penyanyi andai  mereka meminta Anak menolong  Sebuah Pekerjaan, tetapi  Anak TIDAK melakukannya laksana  Yang dikehendaki. Dr Berman mengatakan, orang tua saya  stiubah pengakuan  ini.

“INI Suatu  Kesalahan, sebab  besarbesaran (Anak) Menjadi TIDAK belajar bagaimana Caranya. Daripada berbicara  demikian, Lebih Baik ibu melakukan Tahapan  kolaboratif DENGAN menyuruh  Anak mengerjakan  Pekerjaan ITU bareng  Sambil Mengajukan menyatakan  bagaimana teknik  melakukannya,”Saran dr Berman.

Comments

Popular posts from this blog

Filosofi Jadah dan Jenang Di Acara Pernikahan Jawa

Inilah Sungai Di Indonesia Yang Pernah Banjir Darah Dan Mayat Manusia

Benarkah punya pipi tembam membawa keberuntungan?