Fenomena APHELION
Fenomena APHELION
Riauaktual.com - Pada hari ini atau 6 Juli 2018, Bumi berada pada posisi terjauhnya dengan matahari. Fenomena ini disebut pun sebagai Aphelion, kebalikan dari Perihelion, yaitu planet berada pada titik terdekat dengan matahari.

Dilansir Nytimes, Jumat (6/7/2018), pada posisi Aphelion, Bumi bakal berada tiga juta mil lebih jauh dari matahari. Perubahan ini terjadi sebab orbit planet Bumi tidak melingkar secara sempurna, sampai-sampai ada kalanya Bumi menduduki posisi terdekat atau terjauhnya dengan matahari.
Umumnya Aphelion terjadi pada ketika Juli, sementara lawannya Perihelion, berada masing-masing Januari.
Titik terjauh Bumi dengan matahari menjadikan jumlah sinar matahari yang diterima oleh planet turun sampai 7 persen dikomparasikan dengan Januari. Adanya evolusi dalam orbit planet ini tidak mempengaruhi gejala musim di Bumi.
Wikipedia menjelaskan bahwa Bumi berada pada jarak 147,1 juta kilometer dari Matahari ketika perihelion, sedangkan pada aphelion Bumi berada sejauh 152,1 juta kilometer.
Puncak gejala ini informasinya terjadi pada malam hari, sampai-sampai di Indonesia dan negara-negara sekitarnya tidak dapat menyaksikan peristiwa ini. Akan tetapi, mereka yang bermukim di Amerika Serikat bakal dapat menyaksikannya.
Saat Aphelion, oleh sebab Bumi berada pada jarak terjauhnya dengan Matahari, maka Matahari akan terlihat lebih kecil. Meskipun demikian, perbedaan ini tidak akan terlampau terlihat, sebab jarak Bumi dengan matahari saat Aphelion berubah sekira 3 persen.
Riauaktual.com - Pada hari ini atau 6 Juli 2018, Bumi berada pada posisi terjauhnya dengan matahari. Fenomena ini disebut pun sebagai Aphelion, kebalikan dari Perihelion, yaitu planet berada pada titik terdekat dengan matahari.
Dilansir Nytimes, Jumat (6/7/2018), pada posisi Aphelion, Bumi bakal berada tiga juta mil lebih jauh dari matahari. Perubahan ini terjadi sebab orbit planet Bumi tidak melingkar secara sempurna, sampai-sampai ada kalanya Bumi menduduki posisi terdekat atau terjauhnya dengan matahari.
Umumnya Aphelion terjadi pada ketika Juli, sementara lawannya Perihelion, berada masing-masing Januari.
Titik terjauh Bumi dengan matahari menjadikan jumlah sinar matahari yang diterima oleh planet turun sampai 7 persen dikomparasikan dengan Januari. Adanya evolusi dalam orbit planet ini tidak mempengaruhi gejala musim di Bumi.
Wikipedia menjelaskan bahwa Bumi berada pada jarak 147,1 juta kilometer dari Matahari ketika perihelion, sedangkan pada aphelion Bumi berada sejauh 152,1 juta kilometer.
Puncak gejala ini informasinya terjadi pada malam hari, sampai-sampai di Indonesia dan negara-negara sekitarnya tidak dapat menyaksikan peristiwa ini. Akan tetapi, mereka yang bermukim di Amerika Serikat bakal dapat menyaksikannya.
Saat Aphelion, oleh sebab Bumi berada pada jarak terjauhnya dengan Matahari, maka Matahari akan terlihat lebih kecil. Meskipun demikian, perbedaan ini tidak akan terlampau terlihat, sebab jarak Bumi dengan matahari saat Aphelion berubah sekira 3 persen.
Comments
Post a Comment