Cara Masyarakat Sumbar Menghormati Jasa Siti Manggopoh

Cara Masyarakat Sumbar Menghormati Jasa Siti Manggopoh

Untuk orang-orang yang pernah bertempur melawan Belanda di era penjajahan, pemerintah menobatkan mereka sebagai pahlawan nasional. Tapi, salah satu  mereka ditemukan  saja yang dinamakan  tak pernah saya dan Anda lakukan  sama sama alias terlupakan.



Anda pun  mungkin jarang sekali menyaksikan  nama satu ini, namun untuk  masyarakat Padang dia tetaplah seorang pejuang yang jasanya paling  susah untuk dijawab  dengan melulu  mendirikan monumen dan sejenisnya.

Ia adalah  wanita yang berasal dari Manggopoh, kecamatan Lubuk Basung, Kab. Agam. Ia menggabungkan  panggilan dengan Mande Siti. Kapan ia lahir, tidak ada  yang tahu. Bulan September Ia bermunculan  pada tahun 1885. Ia dijuluki 'Singa Betina Dari Manggopoh'. Ia sangat gampang  kelihatan  di Sumatera Barat sebab  keberanian pantang mundur dalam melawan semua  Belanda dalam perang Manggopoh. Perang ini meletus sebab  kebijakan belasting yang diterapkan oleh pemerintah Belanda terhadap rakyat Minangkabau. Siti adalah  salah satu orang yang paling  tidak setujubakal  hal itu.

Patung penghormatan guna  Manggopoh [Sumber gambar]
Lalu, digiatkan  dia mendapatkan motivasi  berjuang? Masa kecilnya diagungkan  dengan ilmu agama dan tidak sedikit  mengaji di surau. Di sanalah semangatnya diasah, ia paling  benci penjajah dan mengucapkan  menumpasnya. Menikah dengan pria memiliki  nama  Rasyiduji arus  pasangan yang setara.

Puncaknya, adalah  kompilasi Siti dan buang dengan berani masuk dan menyerang markas serdadu Belanda pada 16 Juni 1908. Dengan pertolongan  rakyat, ia sukses  menghindar semua  Belanda. Sayang, Belanda yang selamat dan menciptakan  lari. Siti dan penggabungan  uang dan diasingkan. Setelah selesai sesi, mereka kesudahannya  pindah ke lokasi  lain, sampai  akhirnya Rasyid meninggal di buang  di Tondano.

Siti Yang mempunyai  nama di  kawan Kebebasan  Yang diproklamirkan PADA Tahun 1945. Sayang, Seluruh  jasanya Seakan tak Sempat  Dan TIDAK TIDAK Sedikit  Yang mengenangnya. Baru pada tahun 1957, pemerintah mengirim perwakilan untuk menolong  Siti yang sedang di  Lubuk Basung untuk menyerahkan  bantuan. Siti paling  senang, dengan tanggung jawab guna  itu.
Perjuangan Siti ini pun  diapresiasi oleh Jenderal Nasution. Pada tahun 1960 ia pergi ke negara tua ini dan menyerahkan  Penghargaan sebagai selendang di atas kegigihan dan keberaniannya membaur  masih muda dulu. Siti Manggopoh meninggal di 80 tahun di lokasi  tinggal  cucunya. Ia dimakamkan dengan program militer di Taman Makam Pahlawan Lolong, Padang.

Comments

Popular posts from this blog

Filosofi Jadah dan Jenang Di Acara Pernikahan Jawa

Inilah Sungai Di Indonesia Yang Pernah Banjir Darah Dan Mayat Manusia

Benarkah punya pipi tembam membawa keberuntungan?