Bangsa Maya Memanjangkan Tengkoraknya Dengan Proses Menyakitkan!
Bangsa Maya Memanjangkan Tengkoraknya Dengan Proses Menyakitkan!
Bangsa Maya menyembah Yum Kaax, dewa Jagung, dan untuk dewa ini mereka mendapatkan gagasan untuk keelokan mereka. Saat Telinga jagung menyempit di bagian atas, suku Maya memanjangkan epala mereka. Dalam proses yang dinamakan trepanning, orang tua orang Maya meratakan bayi yang baru lahir sampai-sampai dahi miring dan mundur. Dua papan ditempelkan pada kepala bayi satu hari dengan sudut untuk menekan dahi .Proses yang barangkali menyakitkan untuk bayi yang baru saja mencium udara bebas dunia ini.
Orang tua Maya Menambah Tekanan Dari Papan selama sejumlah hari Hingga dahi bayi melandai Dan kepalanya memanjang. Semula ahli berpengalaman berpendapat bahwa ini dilakukan oleh kaum bangsawan saja, tetapi nyatanya semua bangsa maya jaman kuno ditemukan tengkoraknya memanjang.
Suku Maya pun miliki kepercayaan bahwa mata yang bersilangan sedikit indah. Untuk menciptakan mata anak-anak mereka menjadi bersilangan seperti ini, orang tua Maya membuat ikat kepala bayi mereka dan menggantung sepotong batu diantara mata bayi, agar ketika bertumbuh besar mata anak bersilangan.
Demikian pun untuk format hidung.Hidung bentuk sempurna, untuk suku Maya, besar dengan ujung yang jelas. Dari peninggalan mereka bisa kita diberitahu bahwa, tidak sedikit orang Maya memiliki profil yang sempurna dari belalai besar dan bercabang. JIKA alam TIDAK meluangkan Hidung ideal, TIDAK Sedikit Maya memakai Jembatan hidung Produksi Yang DAPAT dilepas guna Memberi hidung mereka Format kait Yang Tepat.
Mereka pun terkenal dengan tindik giginya. Tentunya di jaman kuno Proses melubangi gigi Penyanyi pagar menyakitkan sehingga Dibutuhkan nyali Yang Tinggi guna DAPAT melakukannya. Lubang dibor ke gigi untuk menyangga inlay dari batu giok, pirit, hematit, atau pirus. Namun, inlay giok intelektual disediakan guna elit sosial. Wah aneh-aneh saja ya orang jaman dahulu. untung saja anda hidup di masa sekarang.
Bangsa Maya menyembah Yum Kaax, dewa Jagung, dan untuk dewa ini mereka mendapatkan gagasan untuk keelokan mereka. Saat Telinga jagung menyempit di bagian atas, suku Maya memanjangkan epala mereka. Dalam proses yang dinamakan trepanning, orang tua orang Maya meratakan bayi yang baru lahir sampai-sampai dahi miring dan mundur. Dua papan ditempelkan pada kepala bayi satu hari dengan sudut untuk menekan dahi .Proses yang barangkali menyakitkan untuk bayi yang baru saja mencium udara bebas dunia ini.
Orang tua Maya Menambah Tekanan Dari Papan selama sejumlah hari Hingga dahi bayi melandai Dan kepalanya memanjang. Semula ahli berpengalaman berpendapat bahwa ini dilakukan oleh kaum bangsawan saja, tetapi nyatanya semua bangsa maya jaman kuno ditemukan tengkoraknya memanjang.
Suku Maya pun miliki kepercayaan bahwa mata yang bersilangan sedikit indah. Untuk menciptakan mata anak-anak mereka menjadi bersilangan seperti ini, orang tua Maya membuat ikat kepala bayi mereka dan menggantung sepotong batu diantara mata bayi, agar ketika bertumbuh besar mata anak bersilangan.
Demikian pun untuk format hidung.Hidung bentuk sempurna, untuk suku Maya, besar dengan ujung yang jelas. Dari peninggalan mereka bisa kita diberitahu bahwa, tidak sedikit orang Maya memiliki profil yang sempurna dari belalai besar dan bercabang. JIKA alam TIDAK meluangkan Hidung ideal, TIDAK Sedikit Maya memakai Jembatan hidung Produksi Yang DAPAT dilepas guna Memberi hidung mereka Format kait Yang Tepat.
Mereka pun terkenal dengan tindik giginya. Tentunya di jaman kuno Proses melubangi gigi Penyanyi pagar menyakitkan sehingga Dibutuhkan nyali Yang Tinggi guna DAPAT melakukannya. Lubang dibor ke gigi untuk menyangga inlay dari batu giok, pirit, hematit, atau pirus. Namun, inlay giok intelektual disediakan guna elit sosial. Wah aneh-aneh saja ya orang jaman dahulu. untung saja anda hidup di masa sekarang.
Comments
Post a Comment