Lansia Cenderung Depresi, Mitos atau Fakta?

Lansia Cenderung Depresi, Mitos atau Fakta?

Menua ialah proses alami yang dirasakan oleh seluruh orang. Uniknya, tidak sedikit individu yang tak mau menerima situasi tersebut. Salah satunya sebab mitos yang berkembang di masyarakat berhubungan penuaan.

Lansia (iStock)

Berikut empat mitos berhubungan penuaan yang umum anda dengar, melansir laman Medical Daily, Senin (11/6/2018).

Cegah Dampaknya, Kenali 6 Tanda Depresi yang Kerap Tak Disadari
1. Olahraga tak aman guna lansia

Melakukan kegiatan fisik paling disarankan untuk orang berusia lanjut atau lansia. Tak melulu orang muda, orang tua juga perlu teratur berolahraga dengan tetap berhati-hati guna meminimalisasi risiko jatuh, menangkal masalah tulang dan otot, serta masalah kesehatan laksana diabetes dan lainnya.

"Ada mitos yang berkembang bahwa menjadi tua dengan kata lain menjadi jompo," ujar Dr Chhanda Dutta, kepala Clinical Gerotology Branch di National Institute on Aging. "Itu tidak benar. Beberapa orang di umur 70, 80, dan 90-an masih dapat lari maraton dan menjadi atlet body builder," kata dia.

2. Menua menciptakan sedih dan depresi

Berdasarkan keterangan dari Dr Robert Roca, ketua American Psychiatric Association's Council on Geriatric Psychiatry, depresi di umur tua tidak jarang kali diakibatkan oleh kehilangan.

"Mereka kehilangan orang yang disukai atau teman-teman. Mereka kehilangan identitas sebab pensiun, kemampuan jasmani menurun dan mereka tak lagi dapat melakukan banyak kegiatan yang seringkali mereka lakukan," jelas Dr Roca.

Meski begitu, dengan mencari pertolongan dan menjalani skrining depresi, lansia dapat menerima sokongan yang tepat dan hidup dengan lebih aktif dan bahagia.

3. Otak berhenti memproduksi sel baru saat menua

Studi teranyar mengungkap, sel-sel baru tetap disusun di benak pada pribadi usia 79. "Kami menemukan, orang tua memiliki keterampilan serupa guna memproduksi ribuan neuron hippocampus baru dari sel-sel dewasa laksana pada orang muda," jelas pengarang utama, Ddr Maua Boldrini.

Tim peneliti pun menemukan volume setara dari hippocampus dengan struktur yang dipakai yang dipakai untuk emosi serta kognisi seluruh usia. Berdasarkan keterangan dari para peneliti, penyebab sejumlah orang merasakan penurunan faedah otak saat menua dapat jadi berhubungan dengan kurangnya aliran darah.

Penting untuk lansia guna menjaga jasmani tetap aktif serta tercebur dalam pekerjaan yang mengasah kepintaran untuk menurunkan risiko penurunan daya kognitif.

4. Genetika lebih dominan dibandingkan kebiasaan

"Bagaimana kita menjalani hidup, apa yang kita konsumsi, serta bagaimana pola pikir kita memiliki akibat lebih besar dikomparasikan gen," ujar dokter anti-aging Dr Christopher Calapai.

"Gen Anda dapat berubah sebab pola makan, olahraga, meditasi, serta penyampaian kimiawi. Jadi keunggungan gen kita juga dapat Anda atur," jelasnya.

Semisal, seseorang mempunyai risiko genetika untuk terpapar Alzheimer, usahakan dia tak mengabaikan hal risiko yang dapat diubah seperti kegiatan fisik, merokok, obesitas, dan lainnya. Mencermati dan mengerjakan perubahan pola hidup bersangkutan hal risiko itu akan memberi akibat besar dalam jangka pan

Comments

Popular posts from this blog

Filosofi Jadah dan Jenang Di Acara Pernikahan Jawa

Kenapa Sisi Kiri Wajah Lebih Bagus bikin Selfie?