Korea Utara Larang Perempuan Kenakan Rok Mini
Korea Utara Larang Perempuan Kenakan Rok Mini
KOREA Utara dikabarkan bakal menghukum warganya mengerjakan tindakan yang dirasakan anti-sosialis. Antara beda mengenakan rok mini serta menikmati kebiasaan K-Pop.
Perang terhadap pengaruh kapitalistik masih terjadi di Korea Utara, walau pemimpinnya Kim Jong-un sudah bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dalam suatu pertemuan bersejarah 27 April kemudian di Desa Panmunjom, perbatasan kedua Korea.
Kim Jong-un pun telah merasakan pertunjukan dari bintang-bintang pop Korea Selatan di Pyongyang, Ibu Kota Korea Utara.
Situs berita Korea Utara, Daily NK, mengutip sumber di Provinsi Ryangggang, mengaku "Otoritas Korea Utara memanggil pejabat tinggi provinsi menjelang Pertemuan Puncak AS-Korut dan menguliahi mereka guna memperketat sosialisme melawan gempuran ideologi asing."
Seperti dikabarkan media Korsel, Chosun Ilbo, perbuatan anti-sosialis laksana mengenakan rok pendek diatas lutut bakal dikenakan denda lima ribu won atau selama Rp79 ribu. Mengenakan celana ketat bermotif jala, stocking yang bermotif bunga, dan memakai pakaian yang terdapat ucapan-ucapan bahasa Inggris pun dilarang.
Tindakan anti-sosialis lainnya tergolong mengkritik rezim, mempunyai ponsel ilegal, menyaksikan atau memperhatikan film Korea Selatan, drama atau musik pop dan tarian yang 'provokatif'.
"Tarian provokatif mengacu untuk mengikuti tarian grup K-Pop di Korea Selatan, yang telah menyebar di Pyongyang," kata sumber tersebut.
"Banyak anak muda yang sudah menunaikan untuk belajar menari."
Pelanggar bakal dihukum tanpa melewati pengadilan. Seorang peneliti dari lembaga pemikir yang dikelola negara mengatakan, "Setelah Kim menyuruh para pejabat guna melawan pertumbuhan anti-sosialis pada bulan Desember tahun lalu, penindakan sudah diperketat," tulis Chosun Ilbo.
"Korea Utara memakai media yang dikelola negara guna menanamkan disiplin ideologis dan merealisasikan tindakan keras masing-masing bulannya terhadap semua pelanggar."
KOREA Utara dikabarkan bakal menghukum warganya mengerjakan tindakan yang dirasakan anti-sosialis. Antara beda mengenakan rok mini serta menikmati kebiasaan K-Pop.
Perang terhadap pengaruh kapitalistik masih terjadi di Korea Utara, walau pemimpinnya Kim Jong-un sudah bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dalam suatu pertemuan bersejarah 27 April kemudian di Desa Panmunjom, perbatasan kedua Korea.
Kim Jong-un pun telah merasakan pertunjukan dari bintang-bintang pop Korea Selatan di Pyongyang, Ibu Kota Korea Utara.
Situs berita Korea Utara, Daily NK, mengutip sumber di Provinsi Ryangggang, mengaku "Otoritas Korea Utara memanggil pejabat tinggi provinsi menjelang Pertemuan Puncak AS-Korut dan menguliahi mereka guna memperketat sosialisme melawan gempuran ideologi asing."
Seperti dikabarkan media Korsel, Chosun Ilbo, perbuatan anti-sosialis laksana mengenakan rok pendek diatas lutut bakal dikenakan denda lima ribu won atau selama Rp79 ribu. Mengenakan celana ketat bermotif jala, stocking yang bermotif bunga, dan memakai pakaian yang terdapat ucapan-ucapan bahasa Inggris pun dilarang.
Tindakan anti-sosialis lainnya tergolong mengkritik rezim, mempunyai ponsel ilegal, menyaksikan atau memperhatikan film Korea Selatan, drama atau musik pop dan tarian yang 'provokatif'.
"Tarian provokatif mengacu untuk mengikuti tarian grup K-Pop di Korea Selatan, yang telah menyebar di Pyongyang," kata sumber tersebut.
"Banyak anak muda yang sudah menunaikan untuk belajar menari."
Pelanggar bakal dihukum tanpa melewati pengadilan. Seorang peneliti dari lembaga pemikir yang dikelola negara mengatakan, "Setelah Kim menyuruh para pejabat guna melawan pertumbuhan anti-sosialis pada bulan Desember tahun lalu, penindakan sudah diperketat," tulis Chosun Ilbo.
"Korea Utara memakai media yang dikelola negara guna menanamkan disiplin ideologis dan merealisasikan tindakan keras masing-masing bulannya terhadap semua pelanggar."
Comments
Post a Comment